sehinggadapat membimbingnya untuk senantiasa berada di jalan yang benar. Dalam pendidikan agama, pedoman yang digunakan adalah kitab suci yang merupakan firman dari Allah. Al-Qur'an memberikan kabar kepada kita dalam surat Al-Hujarat, (49;14) bahwa inti manusia adalah Iman. Iman yang Kitajuga harus memberi tahu kepada anak-anak kita ihwal akhlaq yang buruk. Diharapkan dengan pengetahuan itu anak-anak bisa menghindar dari hal tersebut. Sifat yang jelek itu seperti ghibah atau ngerumpi, yakni membicarakan keburukan-keburukan saudaranya sesama mualim dan orang yang dibicarakan itu tidak ada di hadapannya. Anakadalah anugerah Allah SWT, sekaligus merupakan amanah, titipan yang paling berharga yang harus dijaga, dirawat, dan dididik agar menjadi penyejuk hati. Seiring dengan itu, pembinaan perasaan dan kejiwaan anak merupakan hal yang tidak boleh kita abaikan. Di samping itu, penanaman akhlak dan adab juga merupakan hal yang penting dalam Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Jakarta - Hari Bumi Sedunia selalu diperingati setiap 22 April. Orang ramai-ramai memelihara lingkungan demi keberlangsungan hidup umat manusia. Jauh sebelum Hari Bumi Sedunia ditetapkan, Alquran sudah memerintahkan kepada manusia untuk memelihara lingkungan. Memelihara lingkungan hidup bagian dari perwujudan keimanan seseorang. 5 Cara Menjaga Lingkungan di Hari Bumi, dari Sumbang Pakaian hingga Pungut Sampah Teknologi Terbaru Kulkas Electrolux, Bisa Simpan Daging Segar Tanpa Perlu Thawing 6 Fakta Menarik Seputar Banjarnegara, dari 2 Kali Ulang Tahun sampai Es Dawet Ayu Pentingnya persoalan lingkungan kemudian digagas dengan hadirnya pandangan tentang fikih lingkungan fiqh al-Biah. Fikih tersebut merupakan seperangkat aturan perilaku ekologis manusia yang ditetapkan ulama yang berkompeten. Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia MUI, KH Ali Yafie memandang menjaga lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab kolektif atau fardhu kifayah. Hal itu disampaikan Rifqiya Hidayatul Mufidah dalam jurnal Supremasi Hukum. Fardhu kifayah diartikan bahwa selama permasalahan lingkungan belum dapat diselesaikan seluruh masyarakat wajib untuk terus berusaha dan tidak akan menggugurkan satu sama lainnya meskipun, kewajiban tersebut telah dilakukan oleh beberapa kelompok atau individu. Selain KH Ali Yafie, Direktur Pusat Studi Islam dan Lingkungan PSIL IAIN Walisongo Semarang, Mujiono Abdillah menilai persoalan menjaga lingkungan adalah kewajiban individu atau fardhu ain yang harus dipertanggungjawabkan dengan Tuhannya. Saksikan Video Pilihan di Bawah IniAndien bercerita tentang kegiatannya ketika berada di pantai dan memungut sampah. Ia menanamkan hal tersebut sebagai sesuatu yang seru untuk dilakukan, begitu juga dengan anak-anaknya. Simak penuturannya saat di Jakarta Selatan, Kamis 28/11.Alquran tentang LingkunganIlustrasi lingkungan Karsten WürthSelain hadis, tentu fikih lingkungan bersumber pada Alquran. Allah dengan tegas berfirman dalam QS Al-A'raf85, "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya, yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman." Selain itu, Allah juga berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 205,“Dan apabila ia berpaling dari kamu, ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukaikebinasaan”. Allah juga berfirman dalam QS Al-Araf ayat 56, "“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut tidak akan diterima dan harapan akan dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." Di luar tiga ayat dalam Alquran itu, masih ada beberapa firman Allah yang membicakan pentingnya memelihara lingkungan hidup. Hal itu menunjukkan pentingnya melestarikan lingkungan demi masa depan umat Listrik, Kantong Aman Bumi SenangInfografis Hemat Listrik, Kantong Aman Bumi Senang. Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Alam, Laudato Si, Lingkungan, Bumi, Ekologi, Refleksi, BerimanBukanRecehan, Beberapa bulan belakangan ini, media sosial dihebohkan oleh betapa parahnya sampah-sampah plastik yang ada di lautan. Tidak sedikit yang menampilkan hewan-hewan yang tersiksa akibat menelan ataupun terlilit sampah-sampah di laut. Selain itu, isu pemanasan global juga tak pernah surut. Bagaimana kita, Orang Muda Katolik dan sahabat Youcat Indonesia harus menyikapinya? Bumi adalah Rumah Bersama Sumber-sumber alam adalah anugerah tak terkira yang diberikan Allah kepada manusia. Manusia memiliki tugas untuk melindungi harta karun ini dan melawan tindakan-tindakan yang merusak keutuhan bumi. Paus Benediktus XVI Dalam ensiklik Laudato Si, Pau Fransiskus mengatakan bahwa bumi kita ini adalah “rumah bersama” seluruh umat manusia. Nah, sama seperti rumah atau kamar kos kita masing-masing yang perlu dirawat, bumi kita sebagai “rumah bersama” juga perlu dirawat. Paus Fransiskus sangat mendukung dan mendorong kita untuk terus peka akan kondisi lingkungan kita dan berjuang sebisa mungkin untuk merawatnya. Tanpa rumah yang baik, kita pun tidak akan merasa nyaman dalam hidup kita. Kita tidak dapat tidur dengan nyenyak, makan di rumah tidak terasa enak, kumpul bareng juga jadi tidak seru. Sama seperti alam kita ini. Tanpa alam yang baik, hidup kita juga tidak akan terasa nyaman. Lihat saja berita-berita soal asap kabut yang tebal tiap kali ada kebakaran hutan ataupun berita tentang tingginya tingkat polusi di Jakarta akhir-akhir ini. Itu semua mengingatkan kita untuk terus menjaga alam kita sebagai “rumah kita bersama”. Apa yang Bisa Kita Lakukan? Tentu saja, rawat alam kita. Caranya? Kita bisa mulai dari kebiasaan sederhana kita sehari-hari. Misalnya, tidak membuang sampah sembarangan dan memisahkan sampah sesuai jenisnya. Dengan tidak membuang sampah sembarangan kita turut menjaga kebersihan lingkungan. Kedengarannya sederhana, tapi tindakan sederhana itu bisa turut mencegah masalah yang luar biasa, lho. Ingat isu sampah plastik yang merusak laut? Nah, kita bisa ikut mencegahnya dengan tidak membuang sampah sembarangan di sungai dan di pantai. Apalagi, kalau kita memilah-milah sampah harian kita. Kita bisa memisah sampah organik terutama kulit buah dan sisa sayur lalu mengolahnya menjadi pupuk. Kita juga bisa ikut gerakan bank sampah dan mengumpulkan sampah-sampah yang dapat didaur ulang di bank sampah. Dengan demikian kita bahkan bisa dapat manfaat lebih dari sampah kita. Keren kan? Kita juga bisa mengurangi sampah plastik dengan menggunakan tas kita sendiri sebagai ganti kantong plastik saat kita berbelanja. Kita juga bisa ikut mengurangi polusi udara dengan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi kita seperti sepeda motor atau mobil. Kita bisa beralih menggunakan sepeda kayuh, sepeda listrik, berjalan kaki, atau menggunakan kendaraan umum. Kita juga bisa ikut mengurangi kemacetan bila kita beralih menggunakan kendaraan umum. Selain itu, dengan menggunakan sepeda kayuh ataupun berjalan kaki, kita juga bisa menjadi lebih sehat karena sekalian berolahraga. Kita juga bisa coba-coba menanam tanaman sendiri. Tidak harus tanaman yang bagus-bagus, kita bisa mencoba menanam biji-bijian dari buah yang kita makan seperti apel, jeruk, mangga, atau bahkan tomat dan cabai. Kita juga bisa mencoba-coba menanam dengan cara hidroponik yang sederhana. Dengan begini, selain menyejukkan rumah dan lingkungan kita, kita juga bisa memetik hasil buah-buahan dari tanaman yang kita tanam. Atau, kita juga bisa ikut gerakan-gerakan seperti gerakan pungut sampah. Apapun itu, yuk kita mulai dari hal-hal sederhana di sekitar kita. Dan berbekal kreatifitas dan semangat muda kita, yuk kita lakukan gerakan peduli lingkungan yang anak muda banget dan kekinian agar makin banyak anak muda yang tergerak untuk menjaga lingkungan. Yuk, peduli alam kita mulai dari halaman rumah kita. “Kita semua dipanggil untuk membangun dunia sebagaimana Allah telah menciptakan taman yang indah untuk dirawat, di mana semua orang bisa hidup bersama.” Paus Fransiskus > Yuk Berefleksi Apakah aku sudah cukup peduli akan kondisi lingkunganku buang sampah sembarangan atau tidak, memakai kendaraan pribadi atau umum, sudah menghemat air dan listrik atau belum? Atau aku masih cuek saja? Lihatlah kondisi lingkungan sekitar rumah atau kos kalian. Kira-kira hal sederhana apa yang bisa aku lakukan untuk kondisi alam lingkungan sekitar rumahku? Apakah ada banyak sampah? Apakah ada banyak lahan kosong yang gersang? Gunakanlah kreatifitas kalian untuk melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada. > Yuk Dicoba Dari contoh-contoh yang ada dan dari hasil refeksi kalian, yuk buat langkah nyata yang paling sesuai dengan kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggal kita agar lebih nyaman bagi kita dan tetangga-tetangga kita. > Yuk Dibaca Youcat no. 57 Docat bab 10 ensiklik Laudato Si Mudir Pondok Pesantren Madrasatul Quran Tebuireng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur KH Mustain Syafii mengingatkan bahwa menjaga alam adalah amanah langsung dari Allah perintah menjaga alam adalah amanat Allah kepada umat manusia, sehingga harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh insan yang berilmu. Di Al-Qur'an diantaranya disebutkan dalam surat Ar-Rum [30] ayat 41-42 dan surat Al-A'raf [7] Ayat 56-58 tentang peduli kalam ilahi yang membahas hal tersebut ditegaskan bahwa telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar."Menjaga alam itu amanah Allah SWT langsung" tambah Kiai Tain, Sabtu 29/12.Dosen Pasca Sarjana Universitas KH Hasyim Asy'ari Jombang ini juga meminta Pemerintah Kabupaten Jombang, Jawa Timur bahkan pusat untuk berhati-hati memberikan izin usaha yang punya potensi merusak alam sekitar. Karena selama ini banyak perusahaan tambang dan pabrik yang tak memperhatikan dampak alam."Pemerintah Indonesia harus arif dalam menjaga alam, jangan karena kepentingan tertentu mengorbankan alam yang dianugerahkan Allah SWT ini," tegasnya. Menurut Kiai Mustain, bumi saat ini juga akan dipakai masa depan buat anak cucu bangsa Indonesia. Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya, sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat-Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan berbuat kerusakan ini mencakup semua bidang, seperti menebang pohon liar, galian liar, membuang limbah ke sungai dan laut. Termasuk dalam hal muamalah, seperti mengganggu penghidupan dan sumber-sumber penghidupan orang lain."Alam bukan buat kita saat ini saja, tapi juga buat anak turun. Alam yang baik akan bisa dinikmati anak cucu kita nanti," tegasnya.

lingkungan di sekitar kita adalah amanah allah yang harus